Mendengar kata hipnosis atau hipnotis, banyak orang langsung teringat akan sebuah tayangan di TV dimana orang tersebut “ditidurkan” lalu bicara secara “jujur” tentang apa yang dialaminya bahkan dalam membuka aib seseorang. Begitu juga ketika hipnosis dihubungkan dengan penjualan (Hypnoselling), banyak sekali orang yang mengira bahwa calon pembelinya atau customernya “ditidurkan” lalu diberi sugesti dan ketika bangun tidak dapat menolan alias langsung membeli barang yang tawarkan.
Saya pribadi tidak dapat menyalahkan orang-orang yang memiliki pemahaman seperti itu karena memang semuanya dipengarhui oleh tayangan yang ada di TV.
HYPNOSELLING
Lalu apa sebenarnya hypnoselling itu? Hypnoselling adalah merupakan teknik hipnosis yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan komunikasi. Titik berat atau fokus utamanya adalah penggunaan komunikasi secara elegan. Maksud dari komunikasi ini adalah menggunakan prinsip-prinsip yang sesuai dengan komunikasi pikiran bawah sadar manusia.
Menurut U.S. Dept. of Education, Human Services Division, “hypnosis is the by pass of the critical factor of the conscious mind followed by the establishment acceptable selective thinking” atau “hipnosis adalah tertembusnya (faktor) pikiran kritis yang diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran yang selektif (ide)”. Dari definisi tersebut maka diketahui bahwa sesungguhnya hypnoselling titik beratnya ada pada penggunaan pola-pola komunikasi tertentu dengan tujuan agar pikiran kritis seseorang dapat tertembus. Atau dengan kata lain orang / calon customer tidak terlalu mengkritisi apa yang dikatakan oleh penjual.
Untuk piawai dalam berkomunikasi yang efektif dan elegan sesuai dengan prinsip-prinsip hypnoselling maka seseorang perlu tahu bagaimana dapat menembus pikiran kritis seseorang. Dalam banyak literatur atau buku-buku tentang hipnosis dan mind technology, dikatakan bahwa pikiran kritis seseorang dapat tertembus apabila melelaui / mengalami beberapa hal :
- Repetisi
- Figur Otoritas
- Identifikasi Kelompok
Ke-3 hal diatas adalah cara sederhana bagaimana menembus pikiran kritis seseorang. Mari kita bahas satu-persatu.
- Berapa banyak dari Anda yang akhirnya membeli sebuah barang karena ditawarin terus menerus, penjualnya tidak pantang menyerah untuk menawarin kita dan akhirnya kita tidak mengkritisinya lagi dan langsung membeli.
- Berapa banyak dari Anda kalau ditawari oleh orang yang dekat, orang yang kita hormati, orang yang berpengaruh dalam hidup kita langsung mengiyakan, langsung membeli barang / jasa tanpa mengkritisi lebih lanjut.
- Berapa banyak dari Anda, yang karena teman / kelompok Anda memakai barang merk “X” akhirnya Anda ikut-ikutan. ketika Anda ditawari merk “X” tersebut Anda langsung membelinya tanpa mengkritisi lebih lanjut.
Nah…ketiga contoh diatas adalah aplikasi sederhana dari sebuah pola komunikasi dengan memenuhi kaidah-kaidah pola pikir manusia. Teknik tersebut merupakan aplikasi sederhana dari apa yang di sebut Hypnoselling.
Apabila pembahasan diperdalam maka akan menjadi semakin menarik apabila Anda tahu teknik-teknik untuk membuat customer Anda untuk TRUST dengan Anda. Dalam dunia Selling, trust sangat penting peranannya. Trust bermain pada ranah emosi, dan Manusia memiliki Logika dan Emosi. Logika membuat manusia berpikir, Emosi membuat manusia bertindak. Bagaimana jadinya apaliga customer Anda sudah trust dengan Anda ? Anda tentunya sudah melihat dan merasakan dampaknya dalam penjualan.
Hal itulah yang akan saya bahas dalam topik selanjutnya.
Salam happy selling
Nurul says
Jadi pada intinya kita selalu repetisi ya Pak Rudy,walaupun kata-katanya sama dalam hal menawarkan
Heroe says
Saya pernah belajar hipnotis on stage oleh Yan Nurendra. Pada dasarnya bagaimana seseorang mensugesti orang lain dgn kata2 yg tersusun dan diucapkan dgn intonasi yg baik pula.