Pembahasan kali ini merupakan lanjutan dari artikel “Mantra Elegan dalam berkomunikasi”.
Masih ingat kan penggunaan Pola Bicara dari 2 sisi dan Bicara dari 1 sisi ? Kali yang akan kita bahas adalah Pola Bahasa Induksi dan Pola Bahasa Deduksi.
Anda masih ingat JS. Badudu ?
Ahaaaa……kalau Anda ingat dan tahu tentang JS Badudu maka tentunya Anda seangkatan dengan saya atau lebih senior (lebih banyak umurnya). Hehehehehe…..Jaman saya SD dulu, Beliau adalah penulis buku bahasa Indonesia yang dipakai oleh sekolah dari Sabang sampai merauke.
Mari kita lanjut ….didalam Pola bahasa Indonesia tentunya Anda masih ingat tentang Pola kalimat Induksi dan Kalimat Deduksi kan ? ternyata pola kalimat tersebut sangat dahsyat apabila kita gunakan dalam waktu dan suasana yang tepat.
POLA KALIMAT DEDUKSI
Dalam pendekatan deduksi, kita memberitahu kawan bicara kita tentang apa yang kita inginkan dari mereka secara langsung mengarahkan, meminta, atau memaksa secara langsung sebelum memberikan penjelasan kepada lawan bicara kita. Dalam arti yang sederhana berarti kita meminta / memerintah terlebih dahulu baru memberi alasan mengapa mereka harus melakukan hal tersebut.
Contoh :
- “Anda harus membeli telepon genggam merek Samxxxx karena telepon genggam merk itu mempunyai fungsi yang luar biasa dan sesuai sekali untuk kalangan muda seperti Anda!”
- Anda harus beli CD audio sales mastery agar penjualan Anda meningkat
Apabila trust sudah terjadi maka kita tidak perlu memberikan / mengungkapkan alasannya lebih lanjut, biasanya hal ini dilakukan pada kelas-kelas motivasi. Anda hanya memberikan “perintah” tanpa harus memberikan alasannya.
POLA KALIMAT INDUKSI
Pola kalimat ini merupakan kebalikan dari Pola Kalimat Deduksi, kita memberitahu kawan bicara kita tentang alasannya terlebih dahulu sebelum menyuruh / meminta sesuatu dari kawan bicara kita.
Dalam beberapa hal atau kejadian, pola kalimat deduksi jauh lebih efektif dibandingkan induksi. Hal ini karena kita langsung memberikan inti persoalan sebelum memberikan penjelasan sehingga kawan bicara kita dapat dengan mudah dan jelas menangkap maksud kita. Sementara dengan Pola kalimat Induksi, kawan bicara kita tidak tahu apa yang kita inginkan sampai akhir pembicaraan tiba sehingga dimungkinkan salah paham akan maksud atau keinginan kita.
Namun, cara ini akan sangat elegan apabila Anda mampu menggunakannya secara fleksibel. Anda harus mampu melihat kawan bicara Anda sebelum dapat memilih metode Pola Kalimat yang akan digunakan. Misalnya, andaikan kawan bicara kita bersifat agak menantang atau kurang percaya pada hal yang akan kita tunjukkan. Maka, dalam hal ini pendekatan induksi akan jauh lebih berguna.
………..(bersambung)………..
————————————————————————————–
Anda ingin membuat Resolusi di tahun 2014 ?
Anda ingin melakukan terobosan di tahun 2014 ?
Pastikan Anda mengikuti pelatihan yang saya adakan 1 tahun sekali yaitu “Resolusi 2014”, informasi lebih lengkap dapat klik disini
Ali Akbar Navis says
Sangat Menarik dan Luar Biasa Konten Artikel Kali ini. Sangat Bermanfaat dan Dasyat untuk Menjadi Tambahan Referensi.
Salam Sukses Selalu
Salam Hangat dari ;
http://www.pembicaraseminarmotivasi.blogspot.com